"Ingatan Jiwa" Hal.17 : Terjebak ?

Lanjutan dari "Ingatan Jiwa" Hal.16 : Pencarian Jalan

"Kita masuk !!" zaki berteriak

Oke kita berhasil masuk
Tapi...

"Tapi... ini di mana !?" Zaki berteriak lagi

Dia menoleh ke belakang
Mungkin berharap portal itu masih ada
Tapi tidak

Orang berpakaian hitam itu berdiri di depan kami
Portal di belakangnya sudah mengecil
Jauh lebih kecil
Hingga akhirnya menghilang

Kami terperangkap di ruangan ini
Sial

"Kamu... bukannya hati-hati... Jadinya kita kejebak di sini kan !?" kataku dengan suara agak membentak
"Aku ga punya banyak waktu" kata Zaki
"Tapi kamu bahkan belum ngejelasin, mau apa kamu ke sana ?"

Zaki diam

Dan masih melihat ke orang berpakaian hitam itu

Dia... orang itu maksudku
Tiba-tiba muncul sesuatu di tangannya
Sebuah pedang
Berwarna hijau

"Aku... aku pengembara !" kata Zaki tiba-tiba
Mungkin orang hitam itu menanyakan sesuatu...
siapa kami ? mungkin...
Dan karena yang 'nyata' hanya Zaki,
dia tidak perlu memperkenalkan aku

ah... kalau tidak dekat mic nya, aku tidak bisa mendengar...
Aku tidak bisa mengetahui percakapan mereka

"Aku orang baik-baik kok. Tidak ada maksud melawan" kata Zaki lagi.
Tiba-tiba lagi...

"Aku... hanya mau tahu... ke mana jalan ke Ligo Atlantis ?" akhirnya dia menanyakannya kepada orang yang mungkin tepat...

Seketika setelah Zaki menanyakan itu
Orang berpakaian hitam itu...
Membuka tudung yang dia pakai di kepalanya
Dan terlihatlah sosok aslinya

Dia adalah orang yang dulu pernah menyerangku
Ya, dia adalah 'hantu manusia' pertama yang menyerangku
'hantu manusia' pertama yang kulihat

Waktu itu, aku diselamatkan oleh Mas Tole
Dan kukira, orang itu sudah mati
Ternyata ia masih di sini...

"Aku Zaki" tiba-tiba dia memperkenalkan diri...
Oh, ayolah... ajak aku ngobrol...

"Kau juga ingin ke sana ?"

Hm ? Dia punya tujuan yang sama rupanya

"Mencari seseorang ?"

Mungkinkah...?

"Siapa ? Talla... Talia ?"

Benar... Thalia
Dia mencari orang itu
Terakhir aku melihatnya
Dia bertempur dengan Mas Tole

"Jadi kau juga tidak tahu jalan ke sana ?"
setelah berkata demikian, Zaki membalikkan badan

"Hei, Mind ! Aku pikir kamu lewat jalan ini buat ke Ligo Atlantis!" kata Zaki dengan volume sekecil mungkin.
Tampaknya dia tidak ingin orang hitam itu mengetahui tentang aku

"Ya, aku lewat portal semacam ini. Tempat yang kulewati sebelum sampai ke Ujung Dunia juga... seperti ini"

"Tapi Zerkan bilang dia juga tidak tau !!"

Zerkan ? Oh, jadi namanya Zerkan ?

"Dia sengaja mendatangi tempat tadi karena itu tempat terakhir kali ia melihat pemimpinnya, Tahlia..."

"Thalia mungkin ?" tanyaku
"Iya ! Thalia !! Kamu tahu ?"
"Aku pernah ketemu malah"
"Dimana ?"
"Ligo Atlantis"

Zaki melihat ke belakang sebentar,
memastikan apa Zerkan masih di sana...

"Dengar, kamu pernah ke sana kan Mind ? Aku ga tau gimana caranya tapi kamu tahu ! Plis ! Kalau kamu tahu sesuatu, bilang aja !"

Hmm...
Ya, mungkin saja si Zerkan itu bisa dimanfaatkan...
Tapi dia sebelumnya adalah musuh...
Tidak apa lah...

"Oke, dengarkan baik-baik. Aku dulu memang pernah melihat ruangan ini. Dan dari sini aku ke Ujung Dunia. Bagaimana caranya ? Begini, waktu itu aku bersama temanku. Dan Kami masuk bersama Hantu yang bentuknya berbeda. Seperti burung. Ketika burung itu tiba-tiba menembakkan sesuatu di dalamnya... ya aku juga kaget... Temanku menembak tembakan burung itu dengan panahnya."

"Jadi, kesimpulannya ?" tanya Zaki

"Suruh si Zerkan itu mengadukan kekuatannya sendiri, bagaimanapun caranya."

"Kekuatan ? Memangnya si Zerkan itu punya kekuatan apa ?"

"tanya saja sendiri. Emang pedangnya itu tidak tampak mencurigakan ya ?"

Lalu Zaki berbalik, dan menghadap zerkan

"Maaf, tadi aku hanya memikirkan sesuatu"
Enak aja ngomongnya...

"Hey, aku penasaran, itu... pedangmu tadi tiba-tiba muncul gitu ya?"

"Iya, aku bisa lihat kamu dan... aku juga bisa mengeluarkan senjata seperti itu..."

"Lihat !"

"Hm ? Memang warna hitam jarang banget ya ?"

Hm ? Waw yang ini menarik
Tampaknya si Zerkan itu bilang kalau dia baru melihat senjata berwarna hitam

"Kekuatan senjata ? Entahlah. Aku belum pernah menggunakannya. Bagaimana caranya ?"

Setelah Zaki berkata begitu, Zerkan langsung mengeluarkan pedangnya.
Mulutnya menggumamkan sesuatu
Lalu dia menutup matanya
Mengambil ancang-ancang...
Lalu mengayunkan pedangnya

Tiba-tiba pedangnya menembakkan sesuatu
Seperti energi
Tapi kalau ditebak dari warna pedangnya
Tampaknya itu angin

Dan tiba-tiba ruangan tempat kami berada, berguncang...
Kami hampir terjatuh, dan beberapa bagian ruangan
terlihat retak...

"Suruh dia melakukannya lagi" kataku
"Aku juga ke Ujung Dunia dengan cara seperti ini"

"Hey, bisa coba lagi ?" tanya Zaki. langsung

Namun Zerkan tampak marah

"Tapi aku tidak bisa..." kata Zaki

Zerkan mengatakan sesuatu lagi
Dan beberapa saat setelah itu
Zaki mengeluarkan sabitnya

"Gunakan... imajinasi katamu ?" tanya Zaki
Zerkan mengangguk

"Oke, aku coba"

dan tiba-tiba gelap
Zaki menutup matanya
Otomatis, aku pun tidak bisa melihat apa-apa

Tidak lama kemudian, Zaki membuka lagi matanya
Dan posisi sabitnya sudah berubah
Mungkin Zaki mengambil ancang-ancang yang sama dengan Zerkan

"Sudah itu apa ?"

"Tidak ada. Aku sudah membayangkannya tapi tidak terjadi apa-apa" kata Zaki

Yang barusan itu...
Apa Zaki mencoba memakai kekuatan sabit itu ?
Tapi dia bahkan tidak tahu...
Unsur apa yang ada dalam sabit itu...
Api ? Air ? Udara ? Tanah ? Listrik ? atau apa ?

"Aku tidak tahu, hitam memangnya unsur apa ?" tanya Zaki
Lah, dia membaca pikiranku, atau Zerkan menanyakan yang sama ?

"Kok jadi salahku sih ? Kan bukan mauku pakai yang hitam"

Dan akhirnya Zaki berdiri biasa lagi
Dan Zerkan mengeluarkan pedangnya

Dia menggumamkan sesuatu lagi
Dan menembakkan aliran udara itu lagi

Dan rungan ini pun bergetar lagi

Tunggu
Tampaknya semakin keras
Mungkinkah ?

Retakan yang muncul semakin banyak
Malah sudah ada yang pecah

Zerkan berlari mendekati Zaki
Lalu wajahnya terlihat dekat sekali

"Hey ! Tanggung Jawab !! Kalau kita tidak selamat, ini semua salahmu!!"

"Tenang, tengan... Kita pasti selamat ! Pasti !!"
kata Zaki dengan yakin

Retakan semakin bertambah
Dan tidak terasa
"Lantai" di bawah kami pun retak
Retak...
Dan pecah
Menjatuhkan kami berdua
Menuju suatu tempat yang lain...



Bersambung ke "Ingatan Jiwa" Hal.18 : Kembali ke Ujung Dunia
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer