"Ingatan Jiwa" Hal.15 : Sabit Hitam

Lanjutan dari "Ingatan Jiwa" Hal.14 : Perjalanan

Bentuknya sama
Yang beda adalah warnanya
Sebelumnya, sabit itu berwarna kuning
Dengan perak pada gagangnya
Sekarang, semuanya hitam

"Bukan... pedang...?"
Zaki pun bertanya-tanya

Apa yang terjadi ?
Kami melihat sesuatu yang sama
Sekarang kami juga memiliki senjata yang sama ?
Hanya beda warna

"Zaki ! Fokus ! Di depanmu masih ada Hantu !"

Pengelihatan kami kembali kepada para Hantu
Mereka kehilangan salah satu tangan mereka
Hanya satu
Dan yang satu lagi masih bisa digunakan untuk menyerang

"Aku mau coba ini"

Aku bisa melihat ujung sabit itu
Zaki sudah siaga
Dia menyiapkan sabitnya di depannya

Para Hantu itu mulai menerjang
Kuku-kuku jari mereka siap memotong

Zaki maju ke depan
Mengayunkan sabitnya sekuat-kuatnya
Dan berhasil memotong salah satu Hantu di depannya
Tapi masih banyak yang terisa
Masih 4 lagi

Zaki diam di tempat
Berbalik
Hantu-hantu di depannya juga berbalik

Tak ada yang bergerak
Hanya sedetik
Lalu Zaki bergerak duluan
Dia menerjang Hantu di ujung kiri
Dan memotongnya sebelum mahluk itu sempat menyakarnya

Lalu Zaki berputar
Sambil mengayunkan sabitnya
Menghabiskan 2 dari 3 Hantu yang tersisa

Tinggal satu

Dan dapat dipotong dengan mudah

Habislah sudah

"Keren, Zak !"
puji ku. Yah, aku tidak bisa melakukan itu tanpa Fakhri

"Aku ga nyangka... Sejak kapan aku bisa mainin sabit kaya gitu ?"
tidak ada engahan nafas yang terdengar
Tampak seperti bukan pertama kali

"Aku juga...."
kataku kagum

Aku pernah memainkan sabit dengan teknik yang lebih baik
Tapi itu karena Fakhri

"Oke. Jadi sekarang kamu bisa melindungi dari para Hantu itu... Dengan lebih mantap tentunya."

Dia mulai melangkah lagi
Kami melanjutkan perjalanan
Menelusuri "kota hantu" ini
Dan dia masih memegang sabitnya

"Ahh... Kalau kamu ga mau repot, tinggal bayangkan kalau sabit itu tidak ada. Nanti akan hilang sendiri"
kataku. Memberitahu.

"Oh" dan sabit itu pun hilang. Tapi kemudian munucul lagi
"Ngga apa. Aku lebih suka gini"



Bersambung ke "Ingatan Jiwa" Hal.16 : Pencarian Jalan
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer