"Kunci Bumi" Hal.32 : Perang Dunia Lain
Lanjutan Dari "Kunci Bumi" Hal.31 : Dunia Lain
Mayat dimana-mana
Darah, kulit, bahkan organ tubuh, berceceran
Aku ingin muntah
Kami sampai di arena pertarungan
Di sana, aku melihat Einka
Mengendalikan pohon yang ada
Tapi
Mengendalikan bukanlah kata yang tepat
Dia menumbuhkan pohon baru
Dan menggunakannya untuk melawan...
3... 5... 10... 23... banyak sekali hantu
tidak besar
Tapi sangat kuat
Pohon-pohon Einka, berubah
Menjadi sesosok mahluk
Seperti manusia
Membawa Pedang dan Panah
Terbuat dari kayu, memang
Tapi perisainya berhasil menahan serangan Hantu
dan pedangnya berhasil memotong tangan Hantu
Di belakang hantu-hantu itu
Ada 2 orang berjubah hitam
Yang satu memunculkan Hantu-hantu baru
dan satu lagi hanya diam
Tampaknya yang beraksi itu
Melindungi yang diam
hantu-hantu baru muncul tak berhenti
Seperti tiap tetes air yang keluar dari kran
Dan Einka
Juga memunculkan pohon-pohon baru
Tidak ada Juru Kunci Bumi yang lain
Kecuali kami
Einka... dia tampak lelah
"Kita tolong dia !!" kataku. Tubuhku juga mulai bergerak sendiri
"Tunggu, Purei !!" Kiki menghentikan kami
"Mau apa lagi ?"
"Kita ga boleh maju sembarangan. Setiap Juru Kunci Bumi di sini mati. Salah langkah, kita bisa menyusul."
"Ah... kamu benar. Maaf"
"Orang hitam itulah yang harus kita lawan"
Kiki menyiapkan panahnya
Membidik orang berjubah hitam
Dan... tembak !!
Headshot !!
Itu yang seharusnya terjadi
Tetapi tepat sebelum ujung panah itu menyentuh orang itu,
Sesosok Hantu muncul
Dan memantulkan kembali serangan Kiki
Panahnya membekukan salah satu mayat
"Jadi ini sebabnya semua Juru Kunci Bumi mati...? Mereka menyerang seenaknya... dan serangannya kembali."
Serangan Kiki tadi,
menyadarkan orang berjubah hitam
Dia menghadap ke sini,
Dan beberapa Hantu mendatangi kami
Einka, yang tadinya berkonsentrasi melawan Hantu
Kini matanya melihat kami
Wajahnya yang awalnya tampak lelah
Kini tersenyum
Seakan menyambut kami
Akar-akar muncul dari bawah kami
Dan menarik kami menuju Einka
"Wow !! Keren !!" Fakhri bersorak.
Fakhri, ini bukan waktunya...
"Kalian selamat !!" Einka benar-benar menyambut kami
"Ya, untungnya..." Kiki menjawab
"Syukurlah..." kini wajah Einka benar-benar terlihat seperti tanpa beban
"Kalian, tolong lindungi aku. Beri aku waktu. Akan kuhancurkan mereka dalam satu serangan"
"Oke. Kau komandannya" jawab kiki
Kami bertahan menghadapi hantu-hantu itu
Bersama prajurit pohon Einka tentunya
Fakhri mengendalikanku
Hanya mengayunkan sabit dengan efektif
Dan kiki, menembakkan panahnya dengan cepat
Kami tidak berani menampilkan jurus kami
Takutnya, malah berbalik menyerang kami
Tapi...
Hantu-hantu ini tidak ada habisnya
terus tumbuh dan tumbuh
Hingga akhirnya
Mereka tidak lagi menyerang
Tiba-tiba berhenti
Ada apa ini ?
Perlahan, hantu-hantu kecil itu
menyatu seperti bakteri
Dan membentuk seekor hantu
Yang lebih besar
Lebih besar daripada yang kami hadapi di Ligo Atlantis
"Oh, Tuhan..."
"Kiki ! Bagaimana ?"
"Jangan keluarkan jurusmu !! Kita belum tahu kekuatan aneh apa lagi yang dimiliki oleh hantu ini !!" perintah Kiki
Ugh...
Bagaimana ini...?
"Kalian semua !! Menyingkir !!" Einka memerintah
Kami semua serentak mundur, mendekati Einka
Tiba-tiba
Muncul banyak sekali kayu
Entah ini bagian akar
Atau bagian batang
Yang jelas, semuanya mengelilingi Hantu itu
Dan kedua orang berjubah hitam itu
Kayu-kayu itu semakin meninggi
Lalu tumbuh lagi kayu baru
Dan muncul lagi
muncul lagi
Lalu lapisan kayu itu menutup bagian atasnya
Lapisan kayu tebal, telah mengurung semua yang hitam di sini
"Serangan terakhir" kata Einka
Lapisan kayu itu bergetar, begitu pula dengan tanah yang kami pijak
Aku mencoba mencari pegangan
Namun akar-akar yang tiba-tiba muncul di bawah, menahan kami
Lapisan kayu itu bergeser
Semuanya menuju ke satu titik
Menekan apapun yang ada di dalamnya
Sangat kuat, sampai tak ada lagi ruang di dalam sana
Lalu perlahan, masuk ke tanah
Kami terpana dengan serangan dari Einka
Dia tidak tampak lelah karena serangan itu
Benar-benar orang yang pantas menjadi komandan
selain Kiki tentunya
"Kita... menang ?" tanya Fakhri
Tidak ada yang menjawab
Sunyi
"Serangan yang hebat"
Suara siapa itu !?
Tidak ada satupun dari kami yang berbicara
Berarti... !?
"Tapi itu tidak cukup untuk menghancurkan kami"
"Einka ! Di belakangmu !!" kuperingatkan Einka !
Tiba-tiba, orang berjubah hitam muncul di belakangnya
Melalui sebuah pintu hitam
Tapi, Einka tidak lengah
sebuah akar muncul dari tanah
Dan mengikat orang itu
"Urgh... Bahkan tanpa pengawalmu... kau tetap hebat"
Orang yang diikat itu tampak mencoba keluar
Tapi tidak bisa
Akar dari Einka, terlalu kuat
"Tapi kau tetap lengah..."
Apa !?
Aku mengubah fokusku
Dari orang yang terikat akar
menuju orang yang dicekik lehernya
itu Fakhri
"Fakhri !!"
"Lepaskan dia !!" Kiki mengancam. Panahnya siap diluncurkan
"Hoo... Tembak saja kalau berani. Kau akan menyakitinya"
Kiki mengeluh
Dia tidak bisa menyelamatkan Fakhri sekarang
Dia menghilangkan panahnya
"Nah... begitu dong... anak pintar"
"Apa maumu ?" tanya Kiki kepada orang itu
"Maaf tapi aku tidak punya urusan denganmu, komandan."
Orang berjubah hitam itu menggerakkan tangannya yang bebas
Dia menunjuk Einka
"Yang kumau adalah Kau..."
Einka ?
Ada apa dengan Einka ?
Pak Deh juga ingin dia selamat
Einka maju ke depan
Ikatan akar pada orang di belakangnya tidak terlepas
Dia menjatuhkan tombaknya
Lalu berkata dengan lantang
"Aku tahu kau menginginkanku. Semua Hantu sepertimu menginginkanku"
"ya... dan akhirnya... kami hampir mendapatkanmu...."
"Kunci Bumi !"
Bersambung ke "Kunci Bumi" Hal.33 : Sang Kunci Bumi
_________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi
Mayat dimana-mana
Darah, kulit, bahkan organ tubuh, berceceran
Aku ingin muntah
Kami sampai di arena pertarungan
Di sana, aku melihat Einka
Mengendalikan pohon yang ada
Tapi
Mengendalikan bukanlah kata yang tepat
Dia menumbuhkan pohon baru
Dan menggunakannya untuk melawan...
3... 5... 10... 23... banyak sekali hantu
tidak besar
Tapi sangat kuat
Pohon-pohon Einka, berubah
Menjadi sesosok mahluk
Seperti manusia
Membawa Pedang dan Panah
Terbuat dari kayu, memang
Tapi perisainya berhasil menahan serangan Hantu
dan pedangnya berhasil memotong tangan Hantu
Di belakang hantu-hantu itu
Ada 2 orang berjubah hitam
Yang satu memunculkan Hantu-hantu baru
dan satu lagi hanya diam
Tampaknya yang beraksi itu
Melindungi yang diam
hantu-hantu baru muncul tak berhenti
Seperti tiap tetes air yang keluar dari kran
Dan Einka
Juga memunculkan pohon-pohon baru
Tidak ada Juru Kunci Bumi yang lain
Kecuali kami
Einka... dia tampak lelah
"Kita tolong dia !!" kataku. Tubuhku juga mulai bergerak sendiri
"Tunggu, Purei !!" Kiki menghentikan kami
"Mau apa lagi ?"
"Kita ga boleh maju sembarangan. Setiap Juru Kunci Bumi di sini mati. Salah langkah, kita bisa menyusul."
"Ah... kamu benar. Maaf"
"Orang hitam itulah yang harus kita lawan"
Kiki menyiapkan panahnya
Membidik orang berjubah hitam
Dan... tembak !!
Headshot !!
Itu yang seharusnya terjadi
Tetapi tepat sebelum ujung panah itu menyentuh orang itu,
Sesosok Hantu muncul
Dan memantulkan kembali serangan Kiki
Panahnya membekukan salah satu mayat
"Jadi ini sebabnya semua Juru Kunci Bumi mati...? Mereka menyerang seenaknya... dan serangannya kembali."
Serangan Kiki tadi,
menyadarkan orang berjubah hitam
Dia menghadap ke sini,
Dan beberapa Hantu mendatangi kami
Einka, yang tadinya berkonsentrasi melawan Hantu
Kini matanya melihat kami
Wajahnya yang awalnya tampak lelah
Kini tersenyum
Seakan menyambut kami
Akar-akar muncul dari bawah kami
Dan menarik kami menuju Einka
"Wow !! Keren !!" Fakhri bersorak.
Fakhri, ini bukan waktunya...
"Kalian selamat !!" Einka benar-benar menyambut kami
"Ya, untungnya..." Kiki menjawab
"Syukurlah..." kini wajah Einka benar-benar terlihat seperti tanpa beban
"Kalian, tolong lindungi aku. Beri aku waktu. Akan kuhancurkan mereka dalam satu serangan"
"Oke. Kau komandannya" jawab kiki
Kami bertahan menghadapi hantu-hantu itu
Bersama prajurit pohon Einka tentunya
Fakhri mengendalikanku
Hanya mengayunkan sabit dengan efektif
Dan kiki, menembakkan panahnya dengan cepat
Kami tidak berani menampilkan jurus kami
Takutnya, malah berbalik menyerang kami
Tapi...
Hantu-hantu ini tidak ada habisnya
terus tumbuh dan tumbuh
Hingga akhirnya
Mereka tidak lagi menyerang
Tiba-tiba berhenti
Ada apa ini ?
Perlahan, hantu-hantu kecil itu
menyatu seperti bakteri
Dan membentuk seekor hantu
Yang lebih besar
Lebih besar daripada yang kami hadapi di Ligo Atlantis
"Oh, Tuhan..."
"Kiki ! Bagaimana ?"
"Jangan keluarkan jurusmu !! Kita belum tahu kekuatan aneh apa lagi yang dimiliki oleh hantu ini !!" perintah Kiki
Ugh...
Bagaimana ini...?
"Kalian semua !! Menyingkir !!" Einka memerintah
Kami semua serentak mundur, mendekati Einka
Tiba-tiba
Muncul banyak sekali kayu
Entah ini bagian akar
Atau bagian batang
Yang jelas, semuanya mengelilingi Hantu itu
Dan kedua orang berjubah hitam itu
Kayu-kayu itu semakin meninggi
Lalu tumbuh lagi kayu baru
Dan muncul lagi
muncul lagi
Lalu lapisan kayu itu menutup bagian atasnya
Lapisan kayu tebal, telah mengurung semua yang hitam di sini
"Serangan terakhir" kata Einka
Lapisan kayu itu bergetar, begitu pula dengan tanah yang kami pijak
Aku mencoba mencari pegangan
Namun akar-akar yang tiba-tiba muncul di bawah, menahan kami
Lapisan kayu itu bergeser
Semuanya menuju ke satu titik
Menekan apapun yang ada di dalamnya
Sangat kuat, sampai tak ada lagi ruang di dalam sana
Lalu perlahan, masuk ke tanah
Kami terpana dengan serangan dari Einka
Dia tidak tampak lelah karena serangan itu
Benar-benar orang yang pantas menjadi komandan
selain Kiki tentunya
"Kita... menang ?" tanya Fakhri
Tidak ada yang menjawab
Sunyi
"Serangan yang hebat"
Suara siapa itu !?
Tidak ada satupun dari kami yang berbicara
Berarti... !?
"Tapi itu tidak cukup untuk menghancurkan kami"
"Einka ! Di belakangmu !!" kuperingatkan Einka !
Tiba-tiba, orang berjubah hitam muncul di belakangnya
Melalui sebuah pintu hitam
Tapi, Einka tidak lengah
sebuah akar muncul dari tanah
Dan mengikat orang itu
"Urgh... Bahkan tanpa pengawalmu... kau tetap hebat"
Orang yang diikat itu tampak mencoba keluar
Tapi tidak bisa
Akar dari Einka, terlalu kuat
"Tapi kau tetap lengah..."
Apa !?
Aku mengubah fokusku
Dari orang yang terikat akar
menuju orang yang dicekik lehernya
itu Fakhri
"Fakhri !!"
"Lepaskan dia !!" Kiki mengancam. Panahnya siap diluncurkan
"Hoo... Tembak saja kalau berani. Kau akan menyakitinya"
Kiki mengeluh
Dia tidak bisa menyelamatkan Fakhri sekarang
Dia menghilangkan panahnya
"Nah... begitu dong... anak pintar"
"Apa maumu ?" tanya Kiki kepada orang itu
"Maaf tapi aku tidak punya urusan denganmu, komandan."
Orang berjubah hitam itu menggerakkan tangannya yang bebas
Dia menunjuk Einka
"Yang kumau adalah Kau..."
Einka ?
Ada apa dengan Einka ?
Pak Deh juga ingin dia selamat
Einka maju ke depan
Ikatan akar pada orang di belakangnya tidak terlepas
Dia menjatuhkan tombaknya
Lalu berkata dengan lantang
"Aku tahu kau menginginkanku. Semua Hantu sepertimu menginginkanku"
"ya... dan akhirnya... kami hampir mendapatkanmu...."
"Kunci Bumi !"
Bersambung ke "Kunci Bumi" Hal.33 : Sang Kunci Bumi
_________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi
Komentar
Posting Komentar