"Kunci Bumi" Hal.21 : Tenang Sesaat, Bersama Pak Deh

Lanjutan dari "Kunci Bumi" Hal.20 : Ujung Dunia

*slurrrpp*
Kami menyeduh teh di rumah Pak Deh
sang kepala suku
Ngomong-ngomong, namanya bagus juga...

"Einka, tolong kau awasi lagi daerah itu, mungkin kau menemukan sesuatu lagi"
Anak itu mengangguk

Anak itu, Einka, yang tadi mengancamku itu
ternyata seorang gadis berumur 14 tahun...
dia lebih muda dariku, tapi lebih berani
Sial, aku merasa dipermalukan...

"Einka adalah penjaga hutan tadi..."
Pak Deh mulai berbicara
"Atau lebih tepatnya, penjaga tempat ini."

Tempat ini ?
Oh, desa ini ?
Desa yang terletak di tengah-tengah hutan belantara
Desa kecil yang tadi kulihat,
hanya ada sekitar 12 rumah...

Desa ini tampak menyenangkan
Suasananya mengingatkanku kepada suku Baduy
Namun tampaknya, desa ini lebih tradisional...
Aku sama sekali tidak melihat perangkat elektronik

"Kekuatan senjata Einka, adalah mengendalikan pohon..."
Oh, iya...
Anak itu juga Juru Kunci Bumi
dan dia bertugas di sini, sudah ada kejelasan
Sedangkan aku ?
Masih tersesat
ditambah, aku terpisah dengan teman-temanku...


"Kamu kelihatannya bingung..."
Pak Deh berkata padaku
"Iyalah Pak... Semuanya tanpa persiapan... tiba-tiba banget..."
aku menjawab jujur
"Kamu sendiri ?"
lanjut Pak Deh
"Iya pak... Tadinya aku sama teman-teman... Tapi, kami terpisah"
"Begitu ya...?"

Keadaan sunyi sejenak...

"Bagaimana caramu ke sini, Nak?"
"Hah?"
"Tempat ini sangat tersembunyi, Nak... Bahkan tak akan kamu temukan, walaupun kamu bisa melihat seluruh dunia sekalipun..."

Aku terdiam
Mencoba untuk mengingat semua kejadian sebelum ini...
Lalu kuceritakan semuanya ke Pak Deh
Wajahnya nampak terkejut

"Ah... Jadi teman-temanmu juga Juru Kunci Bumi, dan kekuatan salah seorang temanmu berbenturan dengan kekuatan mahluk itu ? Lalu tiba-tiba saja, kau ada di sini ?"
"Ya... kira-kira seperti itu Pak..."
"Aahh... Dulu, beberapa tahun yang lalu, juga ada orang sepertimu..."
"Hah? Benarkah ?" oh. Aku tidak sendiri rupanya
"Ya, dan sejak itu dia hidup bersama penduduk di sini... Dia anak baik." Pak Deh meneguk tehnya lagi.

"Oh iya pak..."
"ya?"
"Pak Deh bilang, Pak Deh adalah Kunci Bumi terdahulu... maksudnya apa pak ?"
"Ah... Pak Deh, dan beberapa orang penduduk desa ini, sejak lahir, adalah Juru Kunci Bumi."
"Sejak lahir ? Jadi Pak Deh bisa memegang senjata ajaib itu sejak lahir ?"
"Hahah... tidak harus senjata Nak... Juru Kunci Bumi, bisa memiliki kemampuan sendiri. Tak harus senjata untuk melawan, atau mempertahankan diri..."

Ah, begitu rupanya
Kupikir semua Juru Kunci Bumi memegang senjata...
Iya juga, aku belum melihat senjata Mas Tole...
Apa dia juga yang tidak memegang senjata...?

"Dari generasi ke generasi... Kunci Bumi... dan Juru Kunci Bumi... selalu ada."
"Dari generasi... Kunci Bumi...? Tunggu. Artinya Kunci Bumi juga diganti tiap beberapa periode ? Begitu Pak ?"
"Ya, tentu saja. Sebuah "kunci" pasti akan rusak suatu saat kan ?"
"Sebentar, Pak... sebenarnya... Kunci Bumi itu... apa...?"
"Kamu tidak tahu ?"

Aku menggeleng

"Hmm... kamu memang dipilih tanpa persiapan apapun... tampaknya keadaan kali ini darurat sekali ya...?"
"Darurat ? memang biasanya ada persiapan pak ?"
"Tentu saja. Para Juru Kunci Bumi baru, sebelum benar-benar memegang senjata, atau kemampuan mereka, mereka diberitahu dulu, apa itu Kunci Bumi, apa tugas mereka, dan lain-lain..."
"Tapi aku tidak..."
"Artinya, sesuatu akan terjadi.... mungkin... Bapak juga tidak tahu."
"Terus, apa itu Kunci Bumi Pak ?"
"Oh, iya... maaf. Kunci Bumi itu--"

*BRAAAKK !!*
Seseorang mendobrak pintu
Tidak sopan
Kami kan sedang sibuk

Tunggu...
itu bukan orang...
Akar pohon...?
Tapi ada daunnya ?

Daun dari akar(?) itu lepas dengan sendirinya...
Terbang menuju Pak Deh
Pak Deh tampak serius memperhatikan daun itu
Dan ketika beliau melepaskannya
Aku baru sadar, ternyata daun itu ada tulisannya
itu surat

"Einka menemukan musuh..." wajah Pak Deh berubah serius
"Ayo Nak... Kamu mau ikut perang juga ? Mungkin bisa menjadi pengalaman yang bagus untukmu..."
"Hah ? Perang ? Melawan apa ?"
"Nanti kamu juga tahu sendiri kok... sesuatu yang mungkin pernah kamu lawan..."

Pak Deh berdiri, berjalan ke luar rumah
Aku mengikutinya
Di luar, akar-akar menjalar kemana-mana
Dan setiap ujungnya, ada di pintu rumah warga
Dan setiap warga, memegang senjatanya masing-masing...

"Pak Deh... orang-orang ini..."
"Semua warga desa ini, adalah Juru Kunci Bumi... sudah sejak lama"

Aku kagum
Rasanya benar-benar seperti memasuki dunia fantasi

"Ah, itu dia komandan kita..."

Di depan, terlihat seseorang berdiri sendiri...
Dia memakai pakaian hijau-coklat
Dan di pinggangnya di lilitkan...
tunggu
kok kayanya aku pernah lihat itu...
benda yang dililitkan di pinggangnya itu...?

"Pantas saja... Bapak kok rasanya pernah lihat bajumu itu entah dimana... kayanya sama dengan yang dipakai komandan ya...? Apa dia temanmu, Nak ?"

"Pak Deh... apa Pak Deh pernah membaca tulisan di baju yang bapak kira... sama dengan yang saya pakai ini...?" aku bertanya... dan mulai menduga...

"Apa itu... entah. Tulisannya bahasa asing. Tapi bapak melihat lambang seperti matahari..."

"Oke... Kalau begitu... boleh saya tahu... siapa nama komandan itu...?"

"Ah, iya ! Komandan pernah mengajarkan ke bapak bagaimana membaca huruf di pakaiannya itu ! Dan katanya, itu nama lengkapnya... Kamu bisa baca juga ?"

"Mungkin... saya bisa baca pak... Lalu nama komandan adalah...?"

"Ah... maaf... nama lengkapnya..."

Komandan berbalik
Aku dapat melihat wajahnya
Aku kenal wajahnya
Tidak mungkin itu dia

"Re....Rezky Kahayani...?"

Tidak mungkin...
Itu orang yang benar-benar berbeda !!

"Purei !"

Aku salah
Itu benar-benar dia...
Dia yang berbeda...



Bersambung ke "Kunci Bumi" Hal.22 : Komandan Kiki
_________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer