"Ingatan Jiwa" Hal.20 : Kembali Dalam Mimpi

Lanjutan dari "Ingatan Jiwa" Hal.19 : Zaki VS Zerkan

Gelap...
Gelap...
Gelap...
Semua gelap...

Semenjak Zaki tertusuk, aku tidak bisa melihat apapun lagi

Apa dia mati ?
Apa aku mati ?

Semuanya gelap

Tapi, jiwaku masih ada
Aku masih bisa merasakan "kehidupan mati" ini

Sampai akhirnya
Cahaya datang
Dan kusadari bahwa aku masih di sini
Dalam sebuah sel, terkurung...
bersama sebuah USB, dan buku hitam ku

Tempat ini adalah tempat yang sama dengan waktu itu
Tempat yang sama dengan mimpiku bersama Zaki
tetapi sudah berubah

Tadinya, di sini aku tampak seperti bukan manusia
Sekarang, aku disini seperti sebagaimana diriku

'dinding dan lantai' yang tadinya gelap
sekarang terang kembali

dan di depan, kulihat seseorang sedang menuju ke sini

"Tempat apa ini ?" tanya orang itu
Bukan kepadaku. Bukan kepada siapa-siapa

"Ah...." dan sekarang dia melihatku
Wajahnya berubah, tersenyum
Menunjukkan gigi-giginya yang menyeramkan

Dia mendekat
Kedua tangannya memegang pipa pintu sel tempat aku dikurung

"Kau rupanya...." katanya masih dengan senyum

"Zerkan..." balasku

"Lo tau nama gue ?" tiba-tiba gaya bicaranya berubah
Aku hanya mengangguk

"Di mana ini, anak kecil ?" sekarang dia bertanya padaku

"Aku ngga tau" jawabku, dingin.

"Kenapa lo ada di sini ?" tanya Zerkan lagi

"Ga tau" jawabku, dingin lagi

"heh... Bego. Ga tau apa-apa lo... dasar."

"Mau apa lo ?" tanyaku

"Ga tau juga ya..." jawabnya. Dan ketika kulihat wajahnya, rasanya semakin mengesalkan...

"Heheh. Canda. Gue ga kaya lo" jawabnya lagi
"Gue penasaran ama orang yang make kacamata ini" katanya

Kacamata ini ?
kacamata mana ?
Dia tidak membawa kacamata...
Atau jangan-jangan...

"Kacamata yang dia pake ada kabelnya... tapi ga nyambung kemana-mana... tapi masih dia pake aja... emang bego beneran tu anak." lanjutnya
"Tapi, walaupun gue tau dia tu bego, tetep gue penasaran. Dan gue colok tu kabel ke komputer yang masih nyala... terus tiba-tiba gue di sini, dan ketemu ama lo"

"Gitu ya...?" kataku
Jadi mungkin benar, tempat ini 'di dalam' kacamata yang Zaki pakai itu...
Lalu aku terkurung di sini, berarti aku juga terkurung di kacamata itu...

"Yang gue bingung..." Zerkan kembali bicara
"Kenapa lo bisa ada di dalem sana...?"

Wah, pertanyaan bagus
Hanya dapat kujawab dengan senyum
Dan sedikit gelengan kepala

"Ga tau..." jawabku
"Gue cuma ada di deket dia, terus waktu dia pake kacamatanya, dicolok di komputer, tiba-tiba gw ada di sini... dia juga ada di sini... di dalam sel tempat gue duduk sekarang. Terus waktu gue buka pintunya, dia keluar, gue masuk, dan gue kekurung. Tamat."

"Bentar... lo bisa buka pintu selnya ? Tapi lo ga bisa keluar sekarang ?" tanya Zerkan

"Iya, waktu itu di sini ada contoh origami bentuk kunci... gue ambil kertas, terus--"

"Kertas ? Di tempat gini ada kertas ?"

"Gw ngambil dari sini..."

Kuperlihatkan buku hitam itu kepada Zerkan
Selama ini buku itu ada dalam saku ku...

Dia mendekat
Memperhatikan buku itu
Se-teliti mungkin...

Lalu dia tersenyum
Lalu mundur selangkah...

"Hahaha... ternyata..." katanya
"Jadi kita sama...?"
dia keluarkan buku hitam miliknya

"Apa maksudnya sama ?" tanyaku

"Jadi lo ga tau...?" dia maju lagi

"Cuma Hantu... ya... 'spesies' kita... yang punya buku gini...." dia mencondongkan buku itu pada wajahku

"Lo punya buku ini... artinya lo sama kaya gue... lo... adalah.... HANTU...." katanya, sekarang mendekatkan telunjuknya padaku

"Tapi lo belum juga keluar dari sana ? harusnya, lo pake buku ini, lo bisa langsung keluar...." katanya. Dan dia mundur lagi, menjauhiku

"Lo belom tau apa-apa kan...?" dia membuka bukunya

"Tentang spesies kita dan kekuatannya..." dia menyobek salah satu halamannya

"Cuma dengan satu halaman ini...." dia menyimpan bukunya, lalu mengangkat satu lembar kertas dari bukunya, tinggi-tinggi....

"Semua yang lo minta..." perlahan, selembar kertas itu menghilang... bersamaan dengan munculnya sebuah pintu di depan Zerkan...

"Itu... !!!" responku. Terkejut, dengan apa yang ada di depanku.

"Bakal jadi kenyataan...." dan akhirnya pintu itu muncul sepenuhnya... begitu pula dengan selembar kertas di tangan Zerkan... tunggu. Kertas itu masih bersisa...

"Tapi !" Dia berbalik. wajahnya kembali menghadap padaku. Tangannya yang memegang kertas, dia ayunkan ke arahku

"Lo belom boleh keluar..." tiba-tiba, sel tempatku berdiam terlilit oleh rantai, yang tiba-tiba muncul. Dan sebagian dari rantai itu, mengambil buku hitamku dari tanganku.

"Lo pasti mau langsung keluar habis lihat yang tadi...." kata-kata Zerkan terdengar lebih pelan...

"Gue ga bisa biarin itu..."

Lalu kudengar suara denyit pintu... Zerkan mulai meninggalkan tempat ini...

"Selamat tinggal, saudaraku..."

Dan terdengar suara dentuman pintu....



Bersambung ke "Ingatan Jiwa" Hal.21 : Ingatan Jiwa

*semua certia di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer