"Ingatan Jiwa" Hal.8 : Pedekate

Lanjutan dari "Ingatan Jiwa" Hal.7 : Orang Yang Tak Terlihat

Zaki masuk ke suatu ruangan
Antara 2 pohon yang bersilangan
Tempat apa itu ?
Markas rahasianya ?

Dia aneh
Pedang yang tadi baru muncul
Dia tebas terus sampai patah
Kira-kira setelah 15 ayunan,
pedang itu patah

Gagang pedangnya masih dia simpan di saku
Bersama dengan HP, tempat kacamata, dan uangnya

Dalam ruangan itu
Terdapat kursi
Tempat tidur
Dan beberapa galon air

Dia memompa galon
Lalu minum airnya

Setelah itu wajahnya kembali serius

Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan

Aku ingin bertanya
Apa yang akan dia lakukan sekarang
Dalam keadaan dunia yang hancur ini ?
Lalu apa itu benda yang seperti gagang pedang ?

Tapi dia tidak mungkin mendengarkan suaraku
Dia hanya bisa merasakan 'sentuhan' ku

Hmm...
Ah
Aku ada ide
Tapi ini berisiko tinggi

Tapi kita coba saja

Aku dekati dia
Lalu dengan jari telunjukku
Kusentuh punggungnya

Dia langsung bereaksi
Tumbuh pedang baru pada gagang yang dia pegang
Dan langsung digunakan untuk menebasku

Ya ampun

Baiklah
Jangan menyerah
Kucoba lagi

Hup !

Dia menebasku lagi

Coba lagi
Menghindar lagi
Colek lagi
Menghindar lagi
Colek lagi
Menghindar lagi

Hingga akhrinya sekarang dia marah
Wajahnya merah
Dia menebas pedangnya berkali-kali

"Pegecut !! Keluar !!"

"Beraninya menyerang diam-diam !! Sembunyi-sembunyi !!"

"Mana !? Tunjukkan wujudmu !!"

"Kau kira aku takut ? Hah !?"

Setiap kalimat, diiringi oleh 5 tebasan
Pedangnya sampai patah 2 kali

Aduh...
Gawat
Kalau diteruskan, bisa aku yang mati

Tapi...
Aku tidak punya ide lain
Lebih baik diteruskan saja

Tunggu !
Kalau aku bisa menyentuhnya...
Apa itu berarti aku bisa menyentuh pedangnya juga ?
Toh, dia mengalahkan Hantu-hantu tadi menggunakan itu

Tapi...
Bentuk pedangnya menakutkan
Bila kusentuh, mungkin aku terluka
Walaupun selama ini aku ditembus oleh banyak benda
Tetap saja rasanya menakutkan

Atau...
Kucoba serang saja dia sampai diam sekalian ?
Tapi jangan
Aku bermaksud damai

Aku hanya bermaksud untuk memberitahunya
Aku ini temannya
Dengan menuliskan namaku pada tubuhnya
Mungkin itu bisa memberitahunya

Tapi sekarang, malah sulit..

Hmm...
Gimana caranya ya...?


Bersambung ke Hal.9
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer