"Kunci Bumi" Hal.36 : Senyum Yang Hilang

Lanjutan dari "Kunci Bumi" Hal.35 : Detik-detik Kehancuran

Aku tidak bisa bergerak
Bukan hanya karena kehilangan tenaga
Tapi juga karena kerusakan yang hebat pada tubuhku
Darah keluar dari setiap lubang yang ada pada tubuhku
Tulang-tulangku rasanya hanya tinggal serpihan saja
Dengan keadaan seperti itu
Aku terbaring, di dekat mayat Einka

Dunia, tiba-tiba bergetar
Entah hanya dunia ini
Atau seluruh Bumi
Atas hilangnya Sang Pengendali dari Bumi ini
Einka Sang Kunci Bumi

Gempa yang sangat kuat
Bahkan terasa olehku yang mulai mati rasa
Tanah-tanah yang awalnya rata
Sekarang timbul retakan dimana-mana

"Ayo, kita harus cepat"
kata orang berjubah hitam itu

Ah...
Aku masih bisa mendengar rupanya

Aku juga masih bisa melihat dengan agak jelas
orang berjubah hitam itu
Ada di depanku
Keduanya

Tapi... di mana Fakhri ?

"Sekarang giliranmu" kata orang berjubah hitam itu
Lalu orang berjubah hitam satunya, melangkah maju

Dia...
mengeluarkan sebuah buku hitam

Menyobek salah satu halamannya
Lalu menjatuhkannya pada mayat Einka
Seketika, mayat itu menjadi bercahaya
Lalu terangkat ke atas
Setinggi-tingginya

Orang yang memegang buku itu
membuka bukunya
Lalu tiap halaman yang ada
Lepas dengan sendirinya
Berkumpul, membentuk sebuah bola
Bola yang sangat besar

Aku tidak lagi merasakan getaran
Hanya di sekitar bola itu saja
Gempa berhenti

Orang yang membawa buku itu
Merentangkan tangannya lebar-lebar
Tulisan-tulisan tiba-tiba muncul pada halaman-halaman kosong yang membentuk bola
Dan setelah semuanya terisi,
Beberapa bagian dari kertas itu sobek
Tampak seakan memberi retakan pada bola

Bola itu mengecil
Memadatkan dirinya
Lalu timbul warna
Sehingga bola itu tampak seperti globe
Namun retakan padanya, tampak sangat jelas

Lalu mayat Einka yang bercahaya
Berubah bentuk
Menjadi sebuah kunci
yang kecil
namun indah

Dan kedua benda itu, dipegang erat oleh orang yang tadi memegang buku
Seakan bahwa globe itu adalah anaknya
Sesuatu yang sangat disayangnya

"Bagus. Itu cukup. Akan kuberitahu nanti, kapan kita harus menguncinya"
kata orang yang satunya
Orang yang memegang globe, hanya mengangguk

"Ayo" dan orang berjubah hitam itu pergi

Tapi, satu orang kembali
Dia yang memegang globe
dia berlutut
menyimpan kunci yang ia pegan di tangan kanannya, di sebelah kepalaku
Namun dia masih memegang erat globe nya

Dengan tangannya yang bebas
Dia membuka tudung yang ada pada jubahnya
Menunjukkan wajah di balik pakaian hitam itu

Wajah itu...
Wajah yang sudah kehilangan senyumnya
Wajah yang pernah kukenal
Yang dulunya selalu tersenyum

Kemana saja kau selama ini ?
Kami mengkhawatirkanmu !

Aku ingin mengatakan itu
Tapi, nyawaku hampir meninggalkan tubuhku
Aku hanya bisa menyebut namanya

"No...vi...a..."

Tidak kuat
Mungkin, itu keluaran nafasku yang terakhir
Paru-paruku sudah sobek gara-gara serangan terakhir yang ku keluarkan

Novia, dengan tangannya yang bebas
Menutup kedua mataku

Aku tidak tahu
Apa yang terjadi kemudian
Tetapi terdengar dengan samar
Langkah sepatu
Menjauhiku
Dia pergi

Dan tidak lama kemudian
Aku tidak lagi merasakan tanah
Sebuah retakan muncul di bawahku
Dan jasad yang akan mati ini
Dikuburkan
Dengan ritual yang sama sekali tidak kuinginkan



Bersambung..... ?
_________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

Postingan Populer