"Kunci Bumi" Hal.24 : Ingatan Yang Hilang ?
Lanjutan dari "Kunci Bumi" Hal.23 : Tujuan Selanjutnya
"Hati-hati ya Nak"
"terimakasih atas semuanya, Pak Kepala"
Mereka tampak seperti kakek dan cucu
Setelah bangun, sholat, sarapan, dan tanpa mandi
Akhirnya kami siap meninggalkan tempat ini
"Sampai jumpa lagi Pak" salam perpisahan dari Kiki
"Terimakasih ya Pak" salam perpisahan dariku
Dan kami pun berjalan memasuki hutan, untuk keluar dari kawasan desa
"nah, Kiki"
"Apa ?"
"Banyak sekali yang harus kamu ceritakan"
Kami terdiam sejenak
"Baiklah, mau dari mana ya ?"
"Kamu tampak lebih dewasa Ki... atau lebih tepatnya, lebih tua..."
"tentu saja, aku 'muncul' 8 tahun lebih cepat darimu, Purei"
Apa ?
Tunggu, kami seumuran !
"Sejak kita keluar dari tempat aneh, dimana fakhri diculik, aku tampaknya muncul di dunia ini lebih dulu"
"Bagaimana bisa ? Memangnya tempat apa itu ?"
"Itu... gimana ya ? Suatu tempat, yang tidak peduli ruang dan waktu..."
"ga ngerti..."
"Pernah nonton film atau game fantasi kan ? Kalau kamu melihat adegan dimana sang tokoh berteleportasi, itulah ruangnan yang dia lewati terlebih dahulu."
Tampaknya Kiki berusaha keras untuk menjelaskannya
Dan aku juga berusaha keras untuk memahami
"jadi, sebelum memasuki tempat itu, sebenarnya yang kita lakukan adalah teleportasi ?"
"Iya ! Betul Purei! Dan entah kemana sebenarnya tujuan tempat dari teleportasi itu, kita tersasar ke ujung dunia."
"Wow.... itu keren. lalu kenapa kamu keluar duluan ?"
Kiki menghentikan langkahnya
dia menatap mataku...
"Nah, itu yang aku juga bingung. Menurut Pak Deh, tempat seperti itu sama sekali tidak ada aliran waktu. Namun orang bisa saja terkurung di dalamnya. Jadi ketika seseorang berada di dalam sana, dia tidak akan terpengaruhi oleh waktu. Tetapi ketika dia keluar, dia tidak akan tahu, sudah berapa lama dia terkurung."
"Lalu ?"
"Itulah yang terjadi padamu Purei." katanya, dengan tenangnya
"A.... apa ?"
"Menurut Pak Deh, ketika seseorang terkurung di dalamnya, dia masih bisa melakukan 'sesuatu' di sana. Apapun itu. Berlatih, misalnya, atau mungkin hanya jalan-jalan..."
"tapi, aku tidak melakukan apapun di sana !"
"Kamu yakin ? Aku keluar dari sana lebih cepat darimu. Aku tumbuh menjadi wanita dewasa, tinggal di Ujung Dunia ! Berlatih bersama Einka dan penduduk desa, lalu menjadi komandan mereka, hingga akhirnya kemarin- aku menemukanmu ! Dan kau sama sekali tidak berubah semenjak terakhir aku melihatmu !!"
Aku speechless....
Itulah sebabnya dia menjadi lebih hebat sekarang...
"Ini mencurigakan, Purei..."
"Maksudnya ?"
"Kamu seharusnya, setidaknya tahu, apa yang kamu lakukan di tempat itu. Walaupun itu hanya berkeliling di sebuah ruang tanpa batas selama 8 tahun, seharusnya kamu...."
"Tapi aku...."
"Tidak... tahu..."
Artinya ?
"Sesuatu telah terjadi di sana. Sesuatu yang penting, mungkin. Sebagian ingatanmu telah hilang, Purei..."
"Bagaimana kau tahu ?"
"Pak Deh memberitahuku... dengan kemampuannya, dia bahkan bisa saja melacak 'sesuatu yang hilang darimu'... dan sekarang, mulai masuk akal"
"Menurutmu, apa yang kulakukan di sana ?"
"Entahlah, Purei... apa saja bisa terjadi... "
Aku terdiam
Benarkah aku melakukan sesuatu di sana ?
tapi apa ?
seingatku, aku langsung keluar dari tempat itu begitu saja
"Kalau aku mengingatnya kembali, apa itu penting untukmu ?"
"Ga juga sih... Tapi aneh aja..."
Yah...
Kirain khawatir gimana... gitu...
"Tapi Ki... kamu yakin kamu ga terkurung di sana ? Bisa aja kan kamu juga kehilangan ingatanmu sewaktu di sana ?"
"Ga kok. Pak Deh tidak mendeteksi ada yang hilang dariku."
Hmm...
Kok bisa ya...?
"Ya sudahlah... Kita bahas ini ntar lagi aja. Sekarang kita mau ke mana ?"
"Cari Fakhri. Kamu ga kangen ?"
"Kamu tau di mana dia !?" dengan refleks aku terkejut. Orang ini bukannya bilang dari tadi...
"Pak Deh yang ngasih tau..."
"Jadi di mana dia ?"
"Dia ada di kota sebelah sana, sebuah kota besar, yang merupakan bagian dari Ujung Dunia ! Dengan segala peralatan canggihnya, tentu saja !"
"Hah ? Ada kota lagi toh ?"
"Ya, dan orang-orang Ujung Dunia menyebutnya 'Ligo Atlantis'"
Bersambung ke Hal. 25
__________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi
"Hati-hati ya Nak"
"terimakasih atas semuanya, Pak Kepala"
Mereka tampak seperti kakek dan cucu
Setelah bangun, sholat, sarapan, dan tanpa mandi
Akhirnya kami siap meninggalkan tempat ini
"Sampai jumpa lagi Pak" salam perpisahan dari Kiki
"Terimakasih ya Pak" salam perpisahan dariku
Dan kami pun berjalan memasuki hutan, untuk keluar dari kawasan desa
"nah, Kiki"
"Apa ?"
"Banyak sekali yang harus kamu ceritakan"
Kami terdiam sejenak
"Baiklah, mau dari mana ya ?"
"Kamu tampak lebih dewasa Ki... atau lebih tepatnya, lebih tua..."
"tentu saja, aku 'muncul' 8 tahun lebih cepat darimu, Purei"
Apa ?
Tunggu, kami seumuran !
"Sejak kita keluar dari tempat aneh, dimana fakhri diculik, aku tampaknya muncul di dunia ini lebih dulu"
"Bagaimana bisa ? Memangnya tempat apa itu ?"
"Itu... gimana ya ? Suatu tempat, yang tidak peduli ruang dan waktu..."
"ga ngerti..."
"Pernah nonton film atau game fantasi kan ? Kalau kamu melihat adegan dimana sang tokoh berteleportasi, itulah ruangnan yang dia lewati terlebih dahulu."
Tampaknya Kiki berusaha keras untuk menjelaskannya
Dan aku juga berusaha keras untuk memahami
"jadi, sebelum memasuki tempat itu, sebenarnya yang kita lakukan adalah teleportasi ?"
"Iya ! Betul Purei! Dan entah kemana sebenarnya tujuan tempat dari teleportasi itu, kita tersasar ke ujung dunia."
"Wow.... itu keren. lalu kenapa kamu keluar duluan ?"
Kiki menghentikan langkahnya
dia menatap mataku...
"Nah, itu yang aku juga bingung. Menurut Pak Deh, tempat seperti itu sama sekali tidak ada aliran waktu. Namun orang bisa saja terkurung di dalamnya. Jadi ketika seseorang berada di dalam sana, dia tidak akan terpengaruhi oleh waktu. Tetapi ketika dia keluar, dia tidak akan tahu, sudah berapa lama dia terkurung."
"Lalu ?"
"Itulah yang terjadi padamu Purei." katanya, dengan tenangnya
"A.... apa ?"
"Menurut Pak Deh, ketika seseorang terkurung di dalamnya, dia masih bisa melakukan 'sesuatu' di sana. Apapun itu. Berlatih, misalnya, atau mungkin hanya jalan-jalan..."
"tapi, aku tidak melakukan apapun di sana !"
"Kamu yakin ? Aku keluar dari sana lebih cepat darimu. Aku tumbuh menjadi wanita dewasa, tinggal di Ujung Dunia ! Berlatih bersama Einka dan penduduk desa, lalu menjadi komandan mereka, hingga akhirnya kemarin- aku menemukanmu ! Dan kau sama sekali tidak berubah semenjak terakhir aku melihatmu !!"
Aku speechless....
Itulah sebabnya dia menjadi lebih hebat sekarang...
"Ini mencurigakan, Purei..."
"Maksudnya ?"
"Kamu seharusnya, setidaknya tahu, apa yang kamu lakukan di tempat itu. Walaupun itu hanya berkeliling di sebuah ruang tanpa batas selama 8 tahun, seharusnya kamu...."
"Tapi aku...."
"Tidak... tahu..."
Artinya ?
"Sesuatu telah terjadi di sana. Sesuatu yang penting, mungkin. Sebagian ingatanmu telah hilang, Purei..."
"Bagaimana kau tahu ?"
"Pak Deh memberitahuku... dengan kemampuannya, dia bahkan bisa saja melacak 'sesuatu yang hilang darimu'... dan sekarang, mulai masuk akal"
"Menurutmu, apa yang kulakukan di sana ?"
"Entahlah, Purei... apa saja bisa terjadi... "
Aku terdiam
Benarkah aku melakukan sesuatu di sana ?
tapi apa ?
seingatku, aku langsung keluar dari tempat itu begitu saja
"Kalau aku mengingatnya kembali, apa itu penting untukmu ?"
"Ga juga sih... Tapi aneh aja..."
Yah...
Kirain khawatir gimana... gitu...
"Tapi Ki... kamu yakin kamu ga terkurung di sana ? Bisa aja kan kamu juga kehilangan ingatanmu sewaktu di sana ?"
"Ga kok. Pak Deh tidak mendeteksi ada yang hilang dariku."
Hmm...
Kok bisa ya...?
"Ya sudahlah... Kita bahas ini ntar lagi aja. Sekarang kita mau ke mana ?"
"Cari Fakhri. Kamu ga kangen ?"
"Kamu tau di mana dia !?" dengan refleks aku terkejut. Orang ini bukannya bilang dari tadi...
"Pak Deh yang ngasih tau..."
"Jadi di mana dia ?"
"Dia ada di kota sebelah sana, sebuah kota besar, yang merupakan bagian dari Ujung Dunia ! Dengan segala peralatan canggihnya, tentu saja !"
"Hah ? Ada kota lagi toh ?"
"Ya, dan orang-orang Ujung Dunia menyebutnya 'Ligo Atlantis'"
Bersambung ke Hal. 25
__________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi
Komentar
Posting Komentar