"Kunci Bumi" Hal.17 : Jawaban Pertama

Lanjutan dari "Kunci Bumi" Hal.16 : Juru Kunci Bumi

Kami mengikuti Mas Tole
Entah kemana
Ternyata, pedagang mie bakso yang selama ini kami beli, bukanlah orang biasa.

Mengapa mas Tole bisa melihat orang, yang katanya tidak bisa dilihat oleh orang biasa...?
Mengapa ketika teman-teman yang lain tidak ingat siapa Novia, Mas Tole tahu siapa dia...?
Dan kami, akan langsung temukan jawabannya...

"Kita sampai" Sinyal dari Mas Tole

Kami lihat ke depan. Sebuah bangunan tua, dan kecil. Tampak kumuh dan tidak layak tinggal.

"Kita ngobrol di sini aja yok."
Mas Tole menyimpan gerobaknya, lalu membuka pintu
"Ayo, masuk."

Kami ikuti Mas Tole...
Tapi dia tiba-tiba berhenti

"Lho ? Itu senjata kalian mau dibawa-bawa terus ?"
Mas Tole menanyakan kami pertanyaan aneh...
Maksudnya ?

"Ya, gapapa kali Mas Tole. Ga ada yang bisa lihat ini."

Senjata yang kami dapatkan saat kami mendekati kematian itu, memang tak bisa dilihat oleh orang lain...
Seperti mahluk hitam yang kami lawan sebelumnya.

"Maksud Mas Tole, senjata itu ga perlu kalian bawa-bawa seperti itu... Senjata-senjata kalian tidak akan meninggalkan kalian kok."

"Maksudnya ga ninggalin kami apaan Mas ?" aku bertanya
"Coba kalian bayangkan, senjata itu menghilang. Tak bisa kalian lihat lagi."

Membayangkan sabit ini menghilang ?
Baiklah, kucoba...
Hup !

*WUSH*

Wow !! Menghilang !!
Begitu pula ketika Kiki dan Fakhri mencoba,
senjata mereka pun menghilang...

"Lah, tadi senjatanya ke mana Mas Tole ? Trus ntar gimana kalo mau pake lagi Mas ?" aku bertanya lagi

"Senjata kalian kembali ke "alam"nya. Ke tempat kalian menemukannya. Kalau mau pakai, ya... tinggal bayangkan aja senjatanya ada di tangan kamu."

Dan aku mencobanya lagi...

*WUSH*

Muncul lagi !!
Wow !!
Ini praktis !!
Aku melihat wajah kiki yang merasa bodoh karena dia pikir,
dengan meninggalkan senjatanya di kosan temannya,
dia tidak bisa memanggilnya seperti itu.

"Sekarang, simpan lagi senjata kalian. Ayo masuk."

Dan dengan senjata di "imajinasi"
Kami memasuki bangunan tua itu...

Isinya, benar-benar bangunan tua...
Tak ada apa-apa di sini selain tikar, yang juga tampak tua
Tetapi bersih
Sepertinya tempat ini sering dikunjungi...

"Mas Tole, ini tempat apaan ?" Kiki bertanya
"Bilang aja... Markas Mas Tole, ya ?" dan itulah jawaban Mas Tole
"Lalu, apa yang mau dilakukan di sini Mas ?" aku bertanya sekarang.
"Duduk dulu..."

Dan dalam ruangan yang agak sempit, kami duduk.
"Ki, kok sempit ya...? Karena ada kamu gitu ?" aku memulai pembicaraan. Atau mungkin memulai pertengkaran ?
"Purei, jangan sekarang ya. Kiki lagi bad mood." dan dia menjawabnya dengan puas.

"Iya, sudah... Sekarang Mas Tole nih yang cerita."

Kami semua diam.
Mengharapkan jawaban, yang mungkin akan kami dapatkan dari Mas Tole.

"Selamat" itulah kata-kata pertama Mas Tole

Hah ?
Selamat ?
Atas Apa ?

"Kalian, telah menjadi salah satu dari 'Juru Kunci Bumi'"

Apaaa !?
Maksud looooohh !!?
Mungkin ekspresi kaget semacam itulah yang terpasang di wajah kami.

"Senjata-senjata yang tadi kalian hilangkan itu, adalah buktinya."
"Maksud Mas Tole ?" Fakhri bertanya ?
"Apa kalian pernah bertemu seseorang yang aneh ?" tanya Mas Tole

Kami hanya menatap satu sama lain

"Orang yang pake baju serba putih. Terus tiba tiba ngomong kalau kalian ada dalam daftar ?"

Tunggu !
Maksudnya bukan cuma aku yang mengalami itu !?

"Ga usah kaget gitu dong Kasyfur..."

Mas Tole membaca ekspresi wajahku ? Waw
Emang wajahku kaya gimana sih ?

"Iya... aku lihat..." Kiki menjawab
"Lalu kalau kami menjadi Juru Kunci Bumi, apa yang akan terjadi pada kami ?"
"Kalian hanya mendapat sebuah tugas baru..." Mas Tole Menjawab
"Tugas ?" Kami bertanya serempak
"Betul. Melindungi Kunci Bumi. Itu tugas kalian."

Semua terdiam sejenak
Aku hampir ingin memprotes
Tetapi Mas Tole langsung memotong

"Kalian sudah mendapatkan sebuah kekuatan, untuk melindungi diri, dan melindungi Kunci Bumi."
"Senajta-senjata yang kalian dapatkan itu, memiliki kekuatan sendiri, menurut bentuk dan warnanya... Contohnya punya Kiki..."

Kiki tampaknya tanpa sengaja membayangkan senjatanya
Sehingga benda itu muncul tepat di tangan Mas Tole

"Busur dan panah... Berwarna biru... Warna biru... Artinya air... atau es."

Oh ?
Pantas saja waktu itu kusentuh panahnya, rasanya dingin...

"Kasyfur, sabit kuning. Artinya mungkin listrik ya ?"
"Ya, setiap kali aku mau pake, ada cahaya sekejap gitu. Atau kedengeran kaya bunyi kabel konslet....." aku menjawab

"Betul, kan ? Dan Fakhri, punyamu khusus. Senjatamu itu bukan dipakai untuk menyerang. Senjatamu adalah untuk mendukung temanmu."
"Maksudnya Mas ?"
"Orang yang kamu kendalikan, kemampuannya akan bertambah. Contohnya, dia akan bisa melompat lebih tinggi, atau menahan serangan yang lebih kuat."

Benar juga...
Aku merasakannya
Sebelum "tertusuk" USB nya, aku merasa sangat sakit ketika monster itu menyerangku
Tetapi sekarang tidak separah itu...

"Mas Tole... Kenapa Mas Tole tahu semua ini ?" aku bertanya
"Karena Mas Tole adalah salah satu dari Juru Kunci Bumi."

Jawabannya tidak memuaskan...
Aku ingin bertanya sesuatu lagi...
Tapi Kiki sudah nyeletuk

"Terus.... Novia... gimana ?"
"Iya, kenapa cuma kita yang ingat Novia ?" Fakhri juga ikutan
"Tenang saja..." mas tole menjawab. Dengan tenang juga
"Novia masih hidup. Tidak apa-apa."

"Kenapa Mas Tole yakin kalau Novia masih hidup ?"aku melanjutkan pertanyaan
"Iya, karena sekarang Nov--"

*BUUUUMMMMM*

Sesuatu telah datang
bangunan tempat kami berdiskusi...?
Sedang diserang
Siapa itu ?

*BRAK*

Pintu dibuka secara paksa
Ditendang oleh seseorang berbadan besar.
Dia membawa sesuatu di tangannya
Seperti sebuah Bazooka
Dan warnanya merah

"Mas Tole, siapa orang--"
"Nanti ya Kasyfur... kita harus pergi dulu"

Mas Tole langsung melangkah ke depan.
"Ada yang bisa dibantu ?"
"Aku mencari seseorang...." jawab orang itu
"Orang itu telah menyakiti anak buahku." lalu dia mengangkat seseorang dengan satu tangan. Orang itu adalah orang yang mengancamku di sekolah tadi. Jadi dia punya bos juga ?

"Oh" jawab Mas Tole. Kok keren sih Mas ?
"Saya yang menyakiti dia."

*BUUUUMMMM*

Tiba-tiba, meriam ditembakkan
Asap memenuhi ruangan
Aku dan kawan-kawan terbatuk menghirup asap

"Kalian, cepat keluar !" perintah mas Tole. Dan tentu saja, kami hanya bisa mengikuti.

Kami melangkah keluar, melewati asap yang berkumpul
Tetapi di depan, sudah ada yang menunggu kami
Mahluk hitam lagi
Tetapi, kali ini bentuknya sangat berbeda
Memiliki paruh, cakar, dan sayap
Seperti burung

"Jangan dilawan! Lari saja !" perintah Mas Tole. Dan refleks, kami benar-benar lari. Entah ke arah mana.

Tetapi, kecepatan lari kami tidak mempunyai pengaruh apa-apa
Monster itu, dengan cepat mengejar kami
Dan...

"Waaaaaaahhh !!" menangkap Fakhri.

"Fakhri !!" Aku berteriak memanggilnya.
Kami berlari mengejar mahluk itu.
Tetapi, tidak lama kemudian...
Sesuatu muncul di depan kami dan mahluk itu
Seperti api, yang melingkar, untuk dilewati singa sirkus
Tetapi, warna api ini hitam.
Mahluk itu, dengan fakhri di genggamannya
Masuk melewati api itu.

"Tunggu ! Jelek !!" Aku berteriak. Walau aku yakin yang mendegar bukan mahluk itu. Tetapi mungkin penduduk sekitar.
Dan tanpa pikir panjang, aku dan Kiki masuk melewati api itu
Tetapi, rasanya aku mendengar seseorang memanggil...
Ya, tepat ketika aku melangkahkan kaki menuju api itu
Mas Tole memanggil
Tidak jelas apa kata-katanya
Tetapi sudah terlanjur
Kami masuk melewati api itu
Dan api itu pun menghilang....


Bersambung ke hal. 18
__________________________
*semua cerita di post ini adalah fiksi

Komentar

  1. GODDAMN!!!
    prinsip "imaginary weapon"
    merupakan BLACK CLOUDS
    dimana sang "executor"
    berkelahi dengan akal! NO!!!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer