Baduy Life
Sungguh melelahkan...
Patung di desa tempat terakhir kendaraan kami berhenti itu, tampak ramah...
Mempersilahkan kami untuk berangkat menuju "Kampung Perawan", desa Kanekes
Anak-anak dengan penuh semangat, menawarkan sebatang bambu untuk dijadikan tongkat, hanya 1000 rupiah.
Tapi, dalam perjalanan, kami dimandikan oleh air dari tubuh kami sendiri.
Cahaya matahari mulai menghilang, namun jalanan menuju tujuan sangat berat. Naik-turun.
Dan ketika semuanya sampai, semuanya tersenyum...
"Inikah tujuan kita?"
"Seperti ini rupanya..."
"Akhirnya..."
Kata-kata seperti itulah yang mungkin terucap dalam hati
Ketika matahari terbit kembali, setiap orang memulai pekerjaannya.
Mengobservasi, bertanya, atau hanya melihat.
Dan mataku berhenti melirik sekitar, ketika melihat sebuah jembatan.
Bukan sembarang jembatan.
Jembatan ini hanya terbuat dari bambu, dan ikatan-ikatan dari ijuk.
Dan tugaskulah untuk meneliti benda ini.
Membiarkan teman-temanku bertanya pada penduduk, aku mondar-mandir di jembatan itu.
Dan entah mengapa, rasa takutku terhadap ketinggian, hilang di sana.
Tanpa mengetahui apa yang kucoretkan di bukuku, aku hanya menulis dan menggambar yang kusuka. Dan yang lainnya adalah tambahan dari teman-temanku.
Tanpa terasa, tugas kami pun selesai dan waktu yang seharusnya dipakai untuk melanjutkannya, kami pakai untuk bersenang senang.
Aku tak punya niat untuk melakukan itu, tapi alam mengajakku.
Kakiku terpeleset ketika aku menginjak batu di sungai, dan itu membuatku tertarik untuk bergabung dengan teman-temanku yang berenang di sana...
Walaupun tinggal di sebuah bangunan yang tampak seperti "kandang ayam" bagi orang-orang kaya. Bangunan yang hanya terbuat dari kayu dan batu. Di tempat yang tidak ada sambungan listrik, tidak ada sinyal telepon selular, dan tidak ada nyamuk. Di tempat yang untuk menuju ke sana harus melewati jalan yang sulit. Di tempat yang ditinggali oleh orang-orang kuat, yang hidup bersama alam. Kami puas.
Terimakasih, orang-orang Kanekes... kami banyak belajar dari kalian.
Kali ini tulisannya agak lebay. Maklum, lagi belajar nulis... :D
Patung di desa tempat terakhir kendaraan kami berhenti itu, tampak ramah...
Mempersilahkan kami untuk berangkat menuju "Kampung Perawan", desa Kanekes
Anak-anak dengan penuh semangat, menawarkan sebatang bambu untuk dijadikan tongkat, hanya 1000 rupiah.
Tapi, dalam perjalanan, kami dimandikan oleh air dari tubuh kami sendiri.
Cahaya matahari mulai menghilang, namun jalanan menuju tujuan sangat berat. Naik-turun.
Dan ketika semuanya sampai, semuanya tersenyum...
"Inikah tujuan kita?"
"Seperti ini rupanya..."
"Akhirnya..."
Kata-kata seperti itulah yang mungkin terucap dalam hati
Ketika matahari terbit kembali, setiap orang memulai pekerjaannya.
Mengobservasi, bertanya, atau hanya melihat.
Dan mataku berhenti melirik sekitar, ketika melihat sebuah jembatan.
Bukan sembarang jembatan.
Jembatan ini hanya terbuat dari bambu, dan ikatan-ikatan dari ijuk.
Dan tugaskulah untuk meneliti benda ini.
Membiarkan teman-temanku bertanya pada penduduk, aku mondar-mandir di jembatan itu.
Dan entah mengapa, rasa takutku terhadap ketinggian, hilang di sana.
Tanpa mengetahui apa yang kucoretkan di bukuku, aku hanya menulis dan menggambar yang kusuka. Dan yang lainnya adalah tambahan dari teman-temanku.
Tanpa terasa, tugas kami pun selesai dan waktu yang seharusnya dipakai untuk melanjutkannya, kami pakai untuk bersenang senang.
Aku tak punya niat untuk melakukan itu, tapi alam mengajakku.
Kakiku terpeleset ketika aku menginjak batu di sungai, dan itu membuatku tertarik untuk bergabung dengan teman-temanku yang berenang di sana...
Walaupun tinggal di sebuah bangunan yang tampak seperti "kandang ayam" bagi orang-orang kaya. Bangunan yang hanya terbuat dari kayu dan batu. Di tempat yang tidak ada sambungan listrik, tidak ada sinyal telepon selular, dan tidak ada nyamuk. Di tempat yang untuk menuju ke sana harus melewati jalan yang sulit. Di tempat yang ditinggali oleh orang-orang kuat, yang hidup bersama alam. Kami puas.
Terimakasih, orang-orang Kanekes... kami banyak belajar dari kalian.
Kali ini tulisannya agak lebay. Maklum, lagi belajar nulis... :D
Komentar
Posting Komentar