Siapa Yang Salah ?
Rabu, 1 Sepetember 2010
Aku dan teman-teman melaksanakan suatu kegiatan dari sekolah... Sahur bersama kaum dhu'afa...
Kami di bagi menjadi beberapa kelompok, dan kelompokku mendapat giliran untuk sahur di rumah seorang janda...
Rumahnya bagus, aku bahkan sempat berpikir "ga salah rumah nih ?"
Namun latar belakang pemilik rumah itu yang memecah pikiranku itu
Rumah itu dihuni oleh seorang janda, yang sudah memiliki 3 orang anak, dan menjanda selama 12 tahun...
"Don't judge book by it's cover" kata orang. Dan itu benar...
Sewaktu makan di sana, aku dikagetkan lagi dengan menu makan sahur kami. Mewah. Terlalu mewah malah menurutku.
Padahal seharusnya, kami makan makanan yang biasa dimakan oleh penduduk. Namun makanan seperti ini tidak mungkin menjadi makanan sehari-hari... mi bihun, ikan bakar, capcay, tempura udang, tempe bacem, lengkap dengan kerupuk, buah, dan teh.
Ibu itu memasak semua ini untuk kami...
Aku dan teman-teman awalnya hanya makan semangkuk bihun nya saja... bukan apa-apa. Kami hanya merasa tidak enak apabila memakan yang lainnya, sementara ibu itu bilang "ibu mah makan di dapur saja", dan kami juga yakin, si ibu pun jarang makan yang seperti ini...
Dan begitu ibu itu melihat kami tidak menyentuh makanannya, dia tampak sedih. Aku bilang padanya, "Bu, ini untuk ibu saja. Ibu dan keluarga kan belum makan."
"Tapi ini ibu masak buat kalian... Ternyata kalian tidak suka... Jadi kalau tidak dihabiskan ini harus di kemanakan ?" balas si ibu.
Tentu saja. Kami bingung. Dan setelah ibu itu kembali ke dapur, salah satu dari kami, Fakhri, mengambil inisiatif untuk mengambil piring di depan, dan menuangkan nasi ke dalamnya.
Aku dan teman-teman mengikutinya.
Akhirnya, Farrah, sang ketua, dan Hidayat, membawa piring bekas kami makan tadi ke dapur, menyusul si ibu.
Ya, good ending memang... tapi aku masih bingung...
Ketika ada dua pihak yang ingin berbuat baik, contohnya pada kejadian barusan... maka siapa yang lebih berhak ? Siapa yang harus mengalah ?
Hmm... jadi aja bingung mau nulis apa lagi... -___-
Aku dan teman-teman melaksanakan suatu kegiatan dari sekolah... Sahur bersama kaum dhu'afa...
Kami di bagi menjadi beberapa kelompok, dan kelompokku mendapat giliran untuk sahur di rumah seorang janda...
Rumahnya bagus, aku bahkan sempat berpikir "ga salah rumah nih ?"
Namun latar belakang pemilik rumah itu yang memecah pikiranku itu
Rumah itu dihuni oleh seorang janda, yang sudah memiliki 3 orang anak, dan menjanda selama 12 tahun...
"Don't judge book by it's cover" kata orang. Dan itu benar...
Sewaktu makan di sana, aku dikagetkan lagi dengan menu makan sahur kami. Mewah. Terlalu mewah malah menurutku.
Padahal seharusnya, kami makan makanan yang biasa dimakan oleh penduduk. Namun makanan seperti ini tidak mungkin menjadi makanan sehari-hari... mi bihun, ikan bakar, capcay, tempura udang, tempe bacem, lengkap dengan kerupuk, buah, dan teh.
Ibu itu memasak semua ini untuk kami...
Aku dan teman-teman awalnya hanya makan semangkuk bihun nya saja... bukan apa-apa. Kami hanya merasa tidak enak apabila memakan yang lainnya, sementara ibu itu bilang "ibu mah makan di dapur saja", dan kami juga yakin, si ibu pun jarang makan yang seperti ini...
Dan begitu ibu itu melihat kami tidak menyentuh makanannya, dia tampak sedih. Aku bilang padanya, "Bu, ini untuk ibu saja. Ibu dan keluarga kan belum makan."
"Tapi ini ibu masak buat kalian... Ternyata kalian tidak suka... Jadi kalau tidak dihabiskan ini harus di kemanakan ?" balas si ibu.
Tentu saja. Kami bingung. Dan setelah ibu itu kembali ke dapur, salah satu dari kami, Fakhri, mengambil inisiatif untuk mengambil piring di depan, dan menuangkan nasi ke dalamnya.
Aku dan teman-teman mengikutinya.
Akhirnya, Farrah, sang ketua, dan Hidayat, membawa piring bekas kami makan tadi ke dapur, menyusul si ibu.
Ya, good ending memang... tapi aku masih bingung...
Ketika ada dua pihak yang ingin berbuat baik, contohnya pada kejadian barusan... maka siapa yang lebih berhak ? Siapa yang harus mengalah ?
Hmm... jadi aja bingung mau nulis apa lagi... -___-
yang salah adalah mempermasalahkan salah satu contoh perbuatan yang tidak salah .
BalasHapus