Alasan Mengapa Mulai Muncul "Pengganggu" di Muthahhari...

Baru tadi, aku mendapat kabar yang mengejudkan...

Bahwa ternyata, pelajaran Agama hari ini menggunakan kurikulum dari Dinas...
What the hell...!?

Namun, mungkin emang karena Muthahhari, belajar itu pun serasa menyenangkan... Walaupun ilmunya mungkin belum terlalu mendalam, karena tadi hanya "menghapal" Al-Qur'an... bukan memahaminya...

Tapi kami, para siswa, tetap bertanya, mengapa tiba-tiba menggunakan kurikulum Dinas ?

Dan jawaban itu didapatkan dari Bu Rini, PKS Kesiswaan yang kebetulan juga mengajar Life Skill

Ketika beliau masuk kelas, beliau langsung dihujani dengan berbagai pertanyaan dari kami...
"Bu, kenapa *blablabla* "
"Bu, emangnya ga bisa kalau *blablabla* "

Bu Rini menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan ceritanya (baca:curhat) yang sangat menarik sehingga aku sendiri enak mendengarnya....

Dan dari salah satu pertanyaan ajaib itu adalah "Bu, kenapa agama aja pelajarannya jadi ngikutin kurikulum Dinas?"

Dan potongan dari jawaban beliau yang panjang adalah "Kabarnya Agama juga di UN-kan"
.
.
.
Baiklah, aku pikir bagus juga kalau agama di UN kan...
Lihatlah betapa banyaknya kepercayaan di Indonesia !
Ada Kristen, Katholik, Hindu, Buddha !!

Hebat sekali Negara ini, bisa membuat beberapa soal untuk bermacam-macam Agama !

Atau jangan-jangan, semuanya dipaksa UN Pendidikan Agama Islam ? Yang benar saja...

Yah, tidak apalah, dengan begitu kita menjadi semakin bangga dengan negri ini...

Rakyatnya, atau lebih tepatnya generasi muda nya...
Akan lebih pintar karena lebih banyak hafal ilmu agama !!

Lalu dibisiki dengan ucapan-ucapan "Kepala sekolah dan guru-guru ingin kalian semua lulus... tega kalian melihat teman kalian tidak lulus?"

Lalu akhirnya para generasi muda ini akan berinisiatif mencari "sumber jawaban" untuk UN, lalu menggunakannya, dan membaginya dengan teman-temannya...

Lalu beberapa dari generasi muda itu sukses menjadi bagian dari pemerintah, lalu hidup bahagia selamanya dengan mengambil hak generasi muda selanjutnya...

Karena yang di UN-kan hanyalah ilmu saja...
Akhlak, cara menggunakan ilmu itu, cara membuatnya bermanfaat dalam kebaikan, tidak di UN-kan...




NB: Aku berusaha untuk tidak emosi saat menulis ini...

Komentar

  1. kita sebagai anak muda jaman sekarang gimana kalo bilang ke gurunya "gapapa pake materi diknas tapi cara pembelajarnnya tetep kayak semula" kalo kata saya kita juga masih bisa belajar, bahkan bisa memahami lebih baik daripada sebagian temen-temen lain yang mengahapal doang. (meureun) dan se-enggaknya kita juga tetep bisa mikir ga cuma masukin ilmu tanpa boleh bertanya! aaaaaa.. lama-lama SMUTH tercinta semakin tebelenggu oleh diknas aja!

    BalasHapus
  2. sudah cukup nyaman dengan diberikan ladang perburuan untuk nyari makan sendiri.. eh,malah ada yang maksa nyuapin kita lagi..

    BalasHapus
  3. sebenernya agama lebih harus ke prakteknya

    BalasHapus
  4. > Aulia > Bisa aja. Tapi kita akan kehilangan ilmu yang mungkin hanya bisa kita dapat di SMUTH

    > Yasmin > Maksudnya ?

    > Reza > Betul. Percuma tahu rukun islam, tapi tidak dipraktekkan...

    BalasHapus
  5. Muthahhari yang kita kenal selama ini menyediakan ruang berpikir. Walaupun ini pelajaran agama, kau nggak serta merta dicekoki doktrin-doktrin disini. Pelajaran agama di Muthahhari selama ini, membiarkanmu 'menemukan', sebab sebenarnya itu inti dari belajar.

    Muthahhari menyediakan ladang perburuan untuk kita nyari makan sendiri.. ujug2 ada yg datang maksa nyuapin kita lagi.

    BalasHapus
  6. Oh... iya iya...
    Biasa lah pemerintah tu kebanyakan duit...
    Ga tau lagi harus di kasih kemana "makanan" nya ya ke kita-kita aja

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer